Wednesday, July 8, 2015

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja



KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Dalam dunia perkantoran atau dalam proses pembelajaran yang menggunakan computer, kesehatan dan keselamatan kerja tentu menjadi factor yang sangat penting. Para pengguna computer pribadi pun perlu menerapkan prinsip menjaga kesehatan dan keselamatan kerja menurut petunjuk yang sudah ada. Seorang yang sehari-hari menggunakan computer baik untuk pekerjaan, pendidikan, ataupun hobi tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip kesehatan agar terhindar dari berbagi gangguan kesehatan. Beberapa Gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat penggunaan computer adalah :
-      Gangguan pada mata
-      Gangguan pada kepala
-      Gangguan pada tangan
-      Gangguan pada badan
Salah satu peralatan computer yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan adalah monitor. Seperti kita ketahui layar monitor memencarkan radiasi atau pemancar partikel-partikel elementer dan energy radiasi. Energy radiasi dapat mengeluarkan elektro dari inti atom sehingga atom menjadi muatan positif dan di sebut ion positif. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk pada atom-atom di tubuh kita. ­radiasi yang dapat di pancarkan monitor computer antaralain berupa :
-      Sinar-X
-      Sinar ultraviolet
-      Gelombang mikro
-      Radiasi elektromagnetik frekuendi sangat rendah

Gangguan kesehatan yang timbul akibat radiasi computer adalah penyakit katarak. Untuk itu, setiap pengguna computer perlu mengatur waktu pemakaian computer. Jika anda harus bekerja di depan computer dalam jangka waktu yang lama, usahakana untuk mengatur waktu jeda agar tidak terus menerus menatap layar monitor. Selain radiasi yang di timbulkan oleh monitor computer, kita perlu memperhatikan pula faktor-faktor lain yang berpotensi menimbulkan gangguan keshatan, yaitu posisi tubuh, posisi peralatan, pencahayaan ruangan dan kondisi lingkungan (suhu, kualaitas udara dan gangguan suara). Menggunakan computer dengan posisi tubuh yang benar, akan memberikan kenyamanan saat bekerja. Dengan posisi tubuh yang rileks, kita dapat bekerja secara efektif dan kesehatan kita pun akan terjaga. Ilmu yang mempelajari bagaimana mengatur posisi duduk yang baik dan benar di depan computer di sebut Ergonomi.
Terdapat beberapa pengertian ergonomi, antara lain:
·            Ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”ergo” yang artinya kerja dan ”nomos” yang artinya hukum alam, dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikology, engineering, manajemen dan design.
·            Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tubuh manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan dengan memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem dengan baik, dengan demikian manusia dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman, aman, dan efektif sehingga mencapai produktifitas yang optimal.

Tujuan dari ergonomi adalah untuk memaksimalkan perancangan terhadap produk, alat dan ruangan dalam kaitannya dengan anthropometri secara integral, sehingga mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh dalam menghadapi permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan technology dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan rancangan sistem manusia ( technology ) dapat menjadi optimal.
Terdapat beberapa aspek dari ergonomis yang harus dipertimbangkan, antara lain adalah:
·      Sikap dan posisi kerja
Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang terkadang-kadang cenderung tidak mengenakkan dan kadang-kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menyebabkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. Untuk menghindari hal tersebut di atas terdapat beberapa pertimbangan ergonomis, seperti:
·               Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi yang sering atau jangka waktu lama.
·               Operator seharusnya menggunakan jarak jangkauan normal.
·               Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring.
·               Operator tidak seharusnya bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku yang normal.

·      Anthropometri dan dimensi ruang kerja
·               Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakan khususnya menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum

Ergonomi tidak pernah lepas dari Anthropometri. Anthropometri berasal dari ”antro” yang berarti manusia dan ”metri” yang berarti ukuran. Jari secara garis besar anthropometri dapat didefinisikan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik tubuh manusia, seberti: ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah design.

Tujuan dari anthropometri adalah sebagai acuan yang ergonomis dalam segala hal yang memerlukan interaksi manusia, dalam aplikasinya mengenai perancangan area, alat, produk, maupun stasiun kerja, yang berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat, sehingga para pengguna alat atau ruangan fisik tersebut cocok, dan diharapkan akan meningkatkan produktivitas.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
·         Perancangan area kerja
·         Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas, dsb.
·         Perancangan produk-produk konsumtif, seperti pakaian, kursi dan meja komputer
·         Perncangan lingkungan kerja fisik

                  Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standard harus diterapkan untuk survei pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu:
o    Pengukuran dimensi struktur tubuh ( structural body dimension )
  Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak ( tetap tegak sempurna ). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan sebagainya.

o    Pengukuran dimensi fungsional tubuh ( functional body dimensions )
  Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Selain faktor-faktor tersebut di atas masih terdapat pula beberapa faktor, seperti:
·         Cacat tubuh
Data Anthropometri di sini diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.
·         Kehamilan
Data anthropometri di sini diperlukan untuk perancangan produk yang sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh saat hamil.
·         Tebal-tipisnya pakaian
Iklim yang berbeda memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ergonamis di tempat kerja atau kantor adalah posisi kerja dari pekerja itu sendiri. Dengan posisi kerja yang baik akan dapat menjaga kesehatan tubuh, dan mencegah timbulnya kelelahan sewaktu bekerja.
Posisi kerja yang baik antara lain harus memenuhi syarat berikut:
·         Leher lurus dengan bahu dan leher dalam keadaan santai
·         Posisi lengan berada di bawah bahu
·         Sikut terletak dekat dengan badan dan tidak jauh maju ke depan atau kebelakang
·         Tinggi permukaan meja setinggi sikut atau sedikit di bawah
·         Duduk dengan keadaan tulang ekor berbentuk S yang normal dan ditopang dengan baik
·         Kedua kaki berada di lantai
·         Ketika duduk , lutut membentuk sudut 90ْ

Para pekerja sebaiknya juga melakukan peregangan setelah beberapa lama bekerja dengan posisi yang sama, peregangan ini berfungsi untuk menggerakaan otot-otot yang sudah tegang setelah lama bekerja.

Selain dari posisi tubuh, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat ergonamis tempat kerja, yaitu: tenaga yang dikeluarkan, gerakan kerja, penglihatan ( cahaya dan tingkat ketelitian ), keadaan temperatur, keadaan atomosfer, keadaan lingkungan, dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.  Keadaan temperatur yang normal untuk bekerja adalah 22°-28° C. Bila temperatur di ruang kerja jauh di bawa atau di atas dari suhu normal tersebut, maka akan mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut.
Keadaan atmosfer merupakan tingkat kwalitas dari udara di tempat kerja; dari ada tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bau-bauan. Normalnya setiap ruangan memiliki ventilasi agar menjaga pergerakan udara yang terdapat di dalam ruangan dan udara harusnya tidak terdapat bau-bauan baik yang beracun maupun tidak.

No comments:

Post a Comment